Semuanya begitu sibuk mendirikan panjinya masing-masing di tempat yang lebih tinggi dari merah putih.
Recent Posts
4.12.2009
3.29.2009
Siksa
Buah pikiran dari
Adi Kadarisman
krek, krek
tangan diikat
rantai pembelenggu
tombak menghujammu
kau sudah tak lagi merasakan sakit karena sudah bosan
tok, tok
badan dipasung
kayu menjepit tubuh lemah
palu baja menghantammu
kau sudah tak lagi merasakan sakit karena sudah lupa
dor, dor
ragamu disalib
direkat kawat, dipancang di bukit bangkai
timah panas menembus kepalamu
kau sudah tak lagi merasakan sakit karena sudah mati
bagian dimana semua ini terasa sangat sakit,
adalah ketika kau dihidupkan kembali,
untuk merasakan hal yang sama
3.22.2009
Kiamat
Buah pikiran dari
Adi Kadarisman
Hidup adalah roda
Hidup adalah dua sisi mata uang
Hidup adalah pilihan
Hidup adalah kesempatan
Hidup adalah anugerah
Hidup adalah harapan
Hidup adalah memberi
Hidup adalah berbagi
Hidup adalah memberi
Hidup adalah perjuangan
Hidup adalah eksperimen
Hidup adalah pencarian
Hidup adalah perbuatan
Hidup adalah permainan
Hidup adalah pantai
Hidup adalah kemunafikan
Hidup adalah pelacur
Lalu mati itu apa?
Bisakah kau jawab itu selagi kau hidup?
Hinakah? Padahal Lumrah...
Buah pikiran dari
Adi Kadarisman
Aku takut
Dunia terasa menyusut
Seandainya diusut
Aku keriput
Rasa ini mengahantam perut
Membekukan mulut
Licin seperti belut
Usus kusut
Aku butut
Ketika keadaan menyudut
Cuma bisa memagut
Bagai ikan pesut
Ketika setiap dahi mengerut
Ketika amarah terasa menyulut
Ketika kalian ingin menyikut
Ketika kalian akan menyatut
Apakah ini patut?
Maaf, ogut yang kentut.
3.17.2009
Paradigma
Buah pikiran dari
Adi Kadarisman
Sepintas kulewati taman kaktus, sembari berpikir, 'Mungkin yang tadi kulakukan itu salah'. Karena terlalu sibuk berpikir, tungkaiku yang sedang memakai celana pendek belel ini, tertusuk duri kaktus. Tak terlalu sakit, jadi cuma kuusap saja.
Tanpa peduli dengan luka tadi, kuteruskan perjalananku mengelilingi taman ini. Aromanya memang segar. Ketenanganku terusik, mendengar gonggongan anjing di luar pagar sana. Koordinat posisi anjing itu memang jauh, tapi ia menyalak begitu keras di telingaku. Atau cuma di telingaku saja?
Kalau aku kejam, mungkin sudah kutimpuk pohon kaktus.
Tapi anjing itu cuma kudiamkan, aku bertindak layaknya kafilah. Pura-pura tak tahu ada anjing menggonggong padaku. Paling nanti capek sendiri.
Lalu dari arah depan, muncul seorang ibu-ibu, dengan selendang merah, penampilannya tak biasa. Ia menawarkan tiga buah kue buatannya. Aku tak kenal siapa dia, namun sudah langsung memberi kue? Akalku menerawang, menimbulkan fantasi negatif bahwa kue ini beracun, atau sudah basi. Dengan senyum terpaksa, kuambil kue itu dan berujar bahwa aku akan memakannya di rumah, bersama adik-adikku, mereka akan sangat menyukainya, terima kasih. Ibu-ibu aneh itu berlalu, perlahan menghilang dimangsa kabut. Tinggallah aku, sendiri lagi disini, sambil berpikir mau dibuang kemana kue ini.
Kurasa sudah cukup jalan-jalanku di taman hari ini. Dan aku sudah tak akan bisa berjalan-jalan lagi disini.
Tiba-tiba aku merasa aneh. Sekujur tubuhku terasa lunglai dan panas, untuk berdiri pun sulit rasanya. Tungkaiku terasa gatal, sangat gatal, tak seperti habis digigit nyamuk perkampungan. Gejolak ini begitu menyiksa, dan aku cuma bisa berkoar mengaduh. Kulihat tungkaiku, bekas tertusuk duri tadi terlihat membengkak biru.
Terasa dadaku kesulitan menggapai oksigen. Mataku mulai terpejam, perlahan dan perlahan, hingga akhirnya semua jadi gelap. Dan aku cuma bisa mengingat, betapa bodoh dan cerobohnya diriku, mau saja ditusuk duri. Sadar ku pun melayang, meninggalkan tubuh renta ini.
3.16.2009
Pangkal
Buah pikiran dari
Adi Kadarisman
Selamat datang.
Saya, Adi Kadarisman, adalah kreator blog ini. Dibuat bukan untuk tujuan komersil, ataupun menghibur anda yang berkedudukan sebagai pembaca (atau penyimak). Ingin saya, blog ini menjadi curahan karya maupun emosi dari seorang muda, yang sekaligus juga ingin mengasah kemampuannya dalam meyusun kata.
Lebih terorientasi kepada mencari suasana baru. Di blog ini saya ingin membagi segelintir pengalaman hidup, dituangkan dalam rangkaian alfabet yang mungkin terlalu abstrak untuk dicerna jaringan otak, namun cukup renyah untuk langsung dikunyah.
Jika membacanya, ada tingkat probabilitas yang tinggi kalau otak anda akan kekurangan asupan oksigen dan diserang kantuk. Saya tidak sedia kopi.
Cobalah melihatnya dari berbagai sisi, walau saya tau layar komputer anda tidak tiga dimensi.
Selamat membaca.